CONTOH CERPEN : KEGIATAN YANG MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN. (TUGAS)

KARYA : LUQMAN ROMADLON. SMPN 12 SURABAYA.

BERBAGI KBAHAGIAAN

SELAMAT DATANG
Di sebuah rumah yang sangat sederhana, lahirlah seorang bayi laki – laki, yang tampan. Ars, namanya. “Oe… Oe… Oe…” suara tangisan Ars sangat keras. Kedua orang tua Ars sangat senang menyambut kelahirannya, terutama sang Ayah. Setiap Ars menangis, sang Ayah pasti langsung menimang Ars. Betapa bahagianya kehidupan mereka.
“Anakku… cup… cup…!, Ci.. Lu.. Baaa… ” hibur sang Ayah.

“Ayah berangakat kerja cari uang buat beli susu  ya anakku tersayang !”, sambil mencium kening Ars, Guman sang Ayah. Hal itu ia lakukannya setiap hari, berangkat kerja, pulang kerja. Sang Ibu yang sangat tulus merawat, mendidik Ars. Beliau juga tak lupa untuk memberikan sang Ars ASI selama 2 tahun.Selain ASI , Ars juga suka susu formula.
Semua momen penting, termasuk kehadiran Ars selalu di abadikan oleh sang ibu. Di foto, lalu di cetak, dan di sisipkan di album foto. Mulai dari Ars bisa merangkak, hingga berjalan.
DUA TAHUN KEMUDIAN
Kebahagiaan itu pun tak berlangsung lama. Dua tahun sudah umur Ars, dan ia juga harus menerima kenyataan yang pahit. Ayahnya meninggal dunia karena tertabrak mobil di jalan raya, saat akan membelikan susu untuk Ars. Sang Ibu, sangat terpukul menghadapi cobaan yang ia alami pada saat itu. Sampai – sampai, bekas kardus susu untuk Ars, masih disimpan oleh ibunya.
Pada saat itu juga Ars masih belum tahu – menahu, apa yang sedang ia alami, tetapi, setiap malam ia selalu memanggil – manggil ayahnya. Ars semakin besar dan pandai, ia mulai menanyakan siapakah jati dirinya pada ibunya, dan saat itu pula ibunya juga menceritakan kejadian yang di alaminya.
“Oh , jadi seperti itu, baiklah Bu!, aku akan jadi anak yang berbakti !” seru Ars, hingga sang ibu meneteskan air mata.

SEMAKIN BERTAMBAH
Ars sudah berusia 7 tahun. Ia mulai menduduki bangku sekolah dasar. Ia juga menjadi siswa teladan di sekolahnya. Ia terkenal karena kepandaian, kecakapan, dan kesopanannya. Guru – Guru pun sangat menyayanginya. Banyak teman, dan tak ounya musuh satupun. Hebatkan ! dalam hal beribadah dia juga sangat jago, Sholat tanpa disuruh, Mengaji, semuanya ia bisa.
Sang ibu sangat bangga memiliki anak seperti Ars. Ia rajin membantu, patuh, pada ibunya. Tetapi, di balik kegembiraan ibunya, sang ibu menyimpan rahasia besar. Ibunya memiliki sebuah penyakit yang sangat ganas. Ars pun tak mengetahiunya sama sekali.
HAL TERBESAR
Setahun kemudian, genap sudah usianya, menjadi 8 tahun. Ia yang harusnya masih butuh kasih sayang, perhatian, nasehat dari ibunya, kini kandas. Ibunya meninggal dunia karena penyakitnya yang sangat ganas. Dalam mengahadapi hal tersebut, setetes air mata pun tak pernah jatuh dari bola mata Ars. Ia sangat tegar, bahkan bibirnya menjadi pucat, kering, karena ia selalu memanjatkan do’a kepada sang ibu tercinta.
Tetapi Ars masih beruntung. Sebelum meninggal sang ibu sudah menyiapkan surat wasiat yang berisi: “nak, saat kau membaca surat ini, ibu pasti sudah tiada. Janganlah kau bersedih, ingat !   selalu tersenum dan jangan pernah meneteskan air mata. Tegarlah nak, karena suat saat            kau akan mendapatkan kebahagiaan yang tak terlimpah hargarnya. Sekarang ibu sudah                      tidak ada, maka akan ada seorang pasutri yang merawatmu, menjagamu, mendidikmu.                   Kasihan mereka, ia belum pernah memiliki anak. Hormatilah mereka. Dan jangan lupa                 doakanlah aku di setiap malam hari sebelum tidur.



SEMUANYA BERGANTI
Semenjak kematian sang ibu, Ars hidup sebagai anak yatim piatu. Malang sekali nasibnya. Rumah sederhana yang dulunya ia tempati, kini sudah di tinggalkan, hanya seminggu sekali Ars kesana untuk membersihkannya. Ars juga memiliki orang tua baru yang sangat sayang padanya. Intinya semuanya berubah, walaupun demikian, ia tidak lupa untuk selalu mendoakan kedua orang tuanya.
“ Ya Allah, ampunilah dosa – dosa kedua orang tua ku, terimalah mereka disisimu Ya Allah, Amin.” Pintanya saat berdo’a.
Ars juga merasa sangat nyaman, kepada orang tua barunya. Tak hanya kasih sayang, melainkan Ars juga wajib untuk hidup disiplin. Semua kebutuhan, keinginannya, pasti terpenuhi. Itulah alasannya. Walau sudah tak memiliki orang tua kandung, ia sudah bisa menganggap orang tua barunya, sebagai orang tua kandungnya.
MULAI
Sudah seminggu ia tinggal bersama orang tua barunya. Ia sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ia di asuh oleh pasangan Arsyil dan Army. Pasangan itu sudah Sembilan tahun tidak di karuniai keturunan. Maka dari itu, mereka mengangkat Ars sesuai dengan permintaan sang ibu sebelum wafat.
“oalah, seperti ini ya rasanya memiliki anak, bahagia rasanya.” Seru Pak Arsyil.
“iya, aku juga senag mas. Jika kita punya Ars, Ars bisa melanjutkan kita, jika kita telah tiada.” Jawab Bu Army.
Karena mereka sudah memiliki Ars, keduanya langsung mengurusi sekolah Ars, sekolahnya yang dulu, sudah tidak ia duduki. Sekarang ia bersekolah di sekolah elite. Pulang pergipun di antar menggunakan mobil pribadi. Semua hal itu tidak membuat Ars menjadi sombong, ia malah membagi – bagikan apa yang ia miliki pada orang yang membutuhkan.
Dulu Ars yang hanya mengenakan pakaian biasa, kini berubah. Ia sering dbelikan pakaian – pakaian yang mahal dan bagus. Begitu pula dengan kamar tidurnya, dulunya ia hanya tidur di kasur biasa, sekarang ia bisa tidur di kasur yang sangat nyaman dan tebal. AC siap mendinginikannya saat ia gerah.
Intinya semua kehidupan Ars berubah drastis. Orang tua Ars sering memberikan uang jajan. Berbeda dengan anak biasanya, mungkin jika di berikan uang pasti langsung habis di belanjakannya. Tidak dengan Ars, ia tidak pernah menggunakannya, melainkan menabungnya di sebuah kotak kecil miliknya.
Karena Pak Arsyil dan Bu Army sangat bahagia, mereka tak sadar bahwa mereka telah mendidik dan merawat Ars secara berlebihan. Semacam, membelikan apapun, dan tak tangggung – tanggung harga, dan manfaat barang itu. Padahal mereka berdua beruntung memiliki anak seperti Ars, yang sangat berbakti, hormat, patuh, sering mendoakan orang tua juga menciptakan prestasi yang cemerlang.
SEMUANYA TERSELESAIKAN
Sifat sang orang tua baru Ars masih saja tidak berubah, bahkan lebih. Sampai – sampai setiap usai sholat Ars berdoa supaya sikap orang tuanya berubah dan tidak berlebih – lebihan. Ars berusaha mengubah sikap mereka. Dengan cara menciptakan prestasi, hidup sederhana, tidak berfoya – foya, sikap itupun ia tunjukkannya di depan Pak Arsyil dan Bu Army.
“lihatlah sikap Ars, anak kita mas ! ia hidup dengan sangat sederhana, tidak suka berfoya – foya, ia juga sangat patuh pada kita.” ­seru  Bu Army pada sang suami.
Akhirnya mereka berdua berubah (orang tua angkat Ars). Ars yang sering di belikan ini – itu, sekarang tidak. Mereka hanya memberikan apa yang penting dan bermanfaat untuk Ars. Ars pun menyadari akan perbuahan sikap kedua orang tua barunya. Ars pun bahagia.

“berbagi kebahagiaan, keceriaan, dapat dilakukan dengan cara apa saja
Sama dengan cerita di atas, mengasuh anak yatim piatu,
Termasuk hal yang membahagiakan orang lain.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Geguritan Bahasa Jawa - "Banjir"

Contoh Geguritan Bahasa Jawa - "Sekolahku"

SOAL TEKA TEKI SILANG IPS EKONOMI KELAS 8 : KOPERASI